Monday, May 16, 2011

"i can't.."

Itulah kata2 yang secara tidak sadar sering kita ucapkan dalam  hati. Atau, menjadi mindset dalam pikiran kita waktu kita diperhadapkan dengan tantangan hidup.
But, really?

Bulan April taun lalu, aku sedang menghadapi ujian akhir diploma ku. Sudah pasti, waktu itu sepertinya susah bernafas karena deadline sudah didepan mata. Mendadak, ada temen papa yang akan bertamu karena mereka mau berobat di sini, dan sudah pasti akan nginap sekitar seminggu di rumahku. Dengan berat dan tidak ada pilihan, 3 orang tamu nginap di rumah disaat saat paling crucial untuk ujian akhir diploma ku. Lewat telpon, aku cuman bilang ke mama "mi.. pokoknya ndak mau tau, taun depan kalo aku ujian akhir level 3 (sama dengan Bachelor, ato biasanya disebut sidang akhir), aku ndak sanggup nerima tamu ya.. Kalopun terpaksa, mami harus dateng kesini bantuin nemeni tamu dan bersih2.. pokoknya aku ndak sanggup.. oke?" Mama bilang oke, dan mengerti kalo deadline didepan mata aku pasti udah jadi zombie.

Nyaris setaun berlalu, tugas untuk sidang akhir selalu ku cicil untuk antisipasi siapa tau butuh ngeprint ulang mendadak ato hal2 buruk lainnya. Well, things always go wrong before deadlines. Singkat cerita, seharusnya 5 hari sebelum assessment set up aku sudah bisa menyelesaikan semuanya. Tapi seperti yang sudah aku bilang, things just go wrong.

Mendadak, saudara dari kakekku jatuh (umurnya udah 87 taun) di rumah cucunya, dan dia butuh oprasi secepatnya. Perasaanku sudah ga enak, kalo dia di operasi di sini, ada kemungkinan anak2nya (yang nemenin di rs dll) tinggal di rumah. Dan benar, hari terakhir dimana aku harus mem-finalize tugas, mereka datang dan otomatis tugasku molor. Memang, tugasku tinggal sedikit lagi, aku ga perlu begadang lagi dan pasti bisa selesai sebelum waktunya. Mami sempet tanya, butuh kah mami ke sini? setelah menangis dan mempertimbangkan keadaan di rumah sana yang juga sibuk, kuputuskan (tanpa pake hati; benernya mau mami ke sini) untuk menghadapi sendiri.

Tapi ternyata tetep, aku merasa ga focus persiapan sidang. Aku harus menjemput di changi malam2 (waktu itu flight nyampe jam 10 malam di delay stengah jam, lalu langsung ke rs, baru sampe rumah jam 2 pagi dan esoknya operasi jam 8 jadi jam 7 sudah harus di rs), mengantarkan ke rumah sakit, membersihkan rumah (harus, ga bisa pake alesan sibuk/capek untuk nyapu dan lap meja tiap hari). Capek fisik dan mental.

Dalam hati aku menjerit,
"Tuhan, aku ga sanggup..!!"
"Tuhan, i can't.."
Memang, aku berpikir, akulah yang paling tau batas2 pada diriku. Tekanan mental dan capek fisik ini sungguh terasa berat dan rasa2nya sudah ga bisa lagi. I know my limit, and i can't do it.

What should i do?
Aku memberikan pilihan2 ini buat diriku sendiri:
1. nangis
(keuntungan: lega sementara | kerugian: tidak ada dampak apa2 & capek)

2. tlp mami suruh datang hanya untuk menemani tamu
(keuntungan: mungkin sedikit enteng | kerugian: buang2 uang, papi ga ada yg nemenin & ngelayani waktu sibuk, ga bisa konsen2 amat soalnya pasti akan banyak cerita cerita)

3.bertahan dan berserah pada Tuhan
(keuntungan: melewati dan menyelesaikan sesuai rencana | kerugian: capek, tekanan mental)

Tentu, keadaan mendorongku untuk memilih pilihan ke tiga, karena ini sudah kuputuskan sejak awal. Singkat cerita, assessment set up berjalan lancar, dan sidang akhirpun ku selesaikan dengan baik.

Kawan, things just go wrong not in the right time. Sekuat apa kamu mau menanggulangi dan menghindari masalah tersebut, tetap ada hal2 yang memang butuh untuk dialami walau itu susah karena memang ada hal2 yang harus kita lewati untuk 'lulus' dari limit kita saat ini. Setelah lulus, nantinya kita sudah naik ke tingkat berikutnya kan?

Karena kita yang benar2 mengerti limit diri kita sendiri, waktu Tuhan bilang "do it..!" dan kita ngotot bilang "i can't..", berdoalah untuk meminta kekuatan dariNya dan mendapatkan hikmat bijaksana untuk melewati rintangan itu. Kita tau kalo kita ga bisa, jadi cuman dengan pertolonganNya saja kita bisa melewati tantangan2 kehidupan dengan mulus.

Percayalah, pada akhirnya kita pasti bisa melewati itu semua. Bertahan dan berserah kepadaNya. God bless! :D


Note: related post by Prima, click here. Silahkan dibaca dan semoga menjadi berkat. :)

2 comments:

  1. nice lesson!
    =D. stronger now.

    ReplyDelete
  2. trueee, have to always depend on Him no matter what, and give our best! thanks for sharing tante! :)

    ReplyDelete

Hi,please drop your comments. Feel free to give comments, critiques, or give some advice. Cheers!