Friday, August 24, 2012

Worry!

Been too worry about the future. Yesterday was tabok-ed. Thanks, Father! :D
Hope it reminds you too. ;)
God bless!

//

Bacaan : Lukas 12:22-34
Nats: "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah khawatir tentang hidupmu, mengenai apa yang hendak kamu makan, dan janganlah khawatir pula tentang tubuhmu, mengenai apa yang hendak kamu pakai". (Lukas 12:22)

Judul: PENYEBAB KHAWATIR

Seseorang pernah menuliskan demikian: Jika makanan disadari sebagai penyambung hidup bukan untuk memenuhi dan mengejar selera masihkah manusia khawatir? Jika pakaian awalnya adalah untuk menutupi ketelanjangan bukan untuk menghias tubuh masihkah manusia khawatir? Dalam kenyataannya, rasa khawatir kerap menggeser rasa syukur yang seharusnya ada saat kebutuhan-kebutuhan dasar kita terpenuhi.

Tuhan Yesus, dalam satu kesempatan pengajaran, mengajak para murid untuk mempertimbangkan dua makhluk ciptaan lainnya. Burung gagak yang oleh bangsa Yahudi dianggap najis atau haram (lihat Imamat 11), tidak punya hikmat untuk membuat dan menyimpan makanan seperti manusia, tetapi Tuhan memberi mereka makan (ayat 24). Bunga bakung yang masuk golongan bunga Anemon liar tak punya kreativitas menenun bahan pakaian seperti manusia, tetapi Tuhan menghiasinya dengan keindahan yang lebih dari pakaian Raja Salomo (ayat 27). Betapa Tuhan memperhatikan segala ciptaan-Nya, bahkan yang lemah dan luput dari pengamatan manusia. Jika para murid masih meragukan pemeliharaan Tuhan yang demikian detail, tepatlah jika Yesus menyebut mereka sebagai orang yang kurang percaya! (ayat 28)

Kekhawatiran bisa menghantui ketika kebutuhan sudah beralih fungsi untuk memenuhi kehendak dan kepuasan diri. Kita menetapkan standar sendiri dan gelisah ketika Tuhan tidak memenuhinya. Hidup tidak lagi dijalani untuk Tuhan yang menciptakan kita dan bergantung pada pemeliharaan-Nya, tetapi untuk hasrat diri dan cara yang kita ingini. Adakah hal tersebut yang menyebabkan kekhawatiran Anda hari ini? --JAP

KEKHAWATIRAN AKAN BERGANTI KELEGAAN KETIKA FOKUS PADA DIRI DIALIHKAN PADA TUHAN.

Thursday, August 2, 2012

What do I need to do now?

Setelah seminggu saya di malang, akhirnya besok saatnya bilang "dadaaaaaahhhh, see you again!" ke kota tercinta ini. I know that God knows what I feel right now. I know that He understands that I don't want to leave Malang. But I gotta go. Then I asked God what to do next, semangat saya hilang, malessss pol. Then He answered through the devotion today. Thanks, Daddy! You are the best! ♥
Semangat teman2, kuncinya ada disini.. :D

--

Bacaan : Lukas 4:42-44
Nats: Ketika hari siang, Yesus berangkat dan pergi ke suatu tempat yang terpencil. Tetapi orang banyak mencari Dia, lalu menemukan-Nya dan berusaha menahan Dia supaya jangan meninggalkan mereka. (Lukas 4:42)

Judul: SIAPA YANG MENENTUKAN?

Ada begitu banyak hal baik yang dapat kita kerjakan dalam hidup ini. Bagaimana kita bisa memastikan bahwa kita telah mengambil keputusan yang benar dan tidak melewatkan kesempatan yang Tuhan berikan? Memilih antara yang baik dan tidak baik itu mudah. Memilih antara yang baik dan yang terbaik, itu yang sulit. Kerap kebutuhan yang besar dan dorongan banyak orang menjadi faktor yang penting bagi kita dalam mengambil keputusan. "Kami sangat membutuhkanmu disini, " atau "Tidak ada orang lain yang akan mengerjakannya jika tidak ada kamu." Kita pun luluh. Mungkin inilah kehendak Allah bagi saya.

Pendapat mayoritas tidak selalu sama dengan pendapat Allah. Lihat saja kisah Yesus. Warga Kapernaum mendesak Dia untuk tetap tinggal di tempat mereka. Banyak hal yang bisa Yesus kerjakan di sana. Namun, Yesus malah memilih meninggalkan mereka. Yesus sangat jelas dengan penugasan Bapa-Nya. Kejelasan ini tampaknya terkait erat dengan waktu-waktu khusus yang selalu Dia ambil untuk menyepi dan berdoa (ayat 42, 5:16). Karena selalu terhubung dengan Bapa, Yesus tidak pernah kehilangan fokus-Nya. Situasi tidak pernah mengendalikan-Nya.

Jika hari ini kita mulai kehilangan fokus dan pendapat mayoritas menjadi satu-satunya andalan kita mengambil keputusan, mari memeriksa hubungan kita dengan Tuhan. Adakah kita memiliki waktu-waktu pribadi yang khusus untuk berbicara dan mendengarkan Tuhan secara teratur? Tanpa hubungan yang intim dengan Tuhan, kita tak akan memiliki kepekaan akan apa yang Dia ingin kita kerjakan. Kita bisa sangat sibuk, tetapi tidak sedang mengerjakan kehendak-Nya. --MEL

SIAPA YANG MENENTUKAN APA YANG AKAN ANDA KERJAKAN?ANDA SENDIRI, SITUASI, ATAU TUHAN?