Thursday, April 15, 2010

Sudahkah..?

Kemarin ketika aku di bus, seorang anak kecil duduk tepat berhadapan denganku. Dia melihat ke arahku dengan kaget, lalu terus memandangiku. Biasanya, orang ga berani melihatku terlalu lama ketika dia sadar kalau aku melihat balik kearah mereka, tapi ini ga berlaku dengan anak kecil ini. Yah mereka memang polos. Setelah sekian lama memandangiku, dia berbisik ke ibunya yang duduk tepat di sebelahnya. Ibunya hanya mengangguk sekali tanpa berani melihat ke arahku. Lalu anak kecil ini memandangiku lagi selama perjalanan itu. Selama perjalanan, aku mencoba berpikir "ah tidak apa2.. biarkan saja.." untuk mencoba bersikap cuek.

Risih? Iya. Selalu muncul di kepalaku, "is it that obvious?" atau kadang2 "stop looking at me with that look". Aku tau, mereka mungkin merasa kasihan saja. Yah, bukannya aku benci atau tidak suka, hanya saja terkadang pandangan seperti itu kurang mengenakkan dan somehow membuatku ikut mengasihani diri (yang sangat tidak membantu untuk menjadi lebih kuat). Belum bisa aku bilang "aku sudah biasa dengan pandangan seperti itu..", entah kenapa, aku belum terbiasa.

Lalu teringat apa yang ibu Maria katakan di gereja. Waktu itu dia membahas tentang Yohanes 9, yaitu orang yang buta sejak lahir. Pada bagian ini diceritakan bahwa ada seseorang yang dilahirkan buta dan murid2 Yesus bertanya siapa yang berdosa atas kebutaan orang tersebut? dia sendiri ataukah orang tuanya sehingga dia dilahirkan buta?

Sejenak, mirip. Kasarnya, walau aku ga suka bilang begini untuk diriku sendiri, cacat sejak lahir. Aku ga buta, tapi aku dilahirkan tanpa tulang pada kerangka mata sebelah kiri sehingga ga ada tulang yang menyangga otakku. Ini menyebabkan mata kiriku tidak sejajar dengan mata kanan dan mata kiriku lebih sipit daripada mata kananku. Yang membuat terlihat jelas, alis kanan dan kiri sejajar tetapi kelopak mata kiri lebih lebar daripada kelopak mata kanan. Orang tuaku berpikir untuk operasi, mengingat aku seorang perempuan dimana "wajah" biasanya menjadi kesan pertama. Setelah berkonsultasi dari dokter mata, dokter syaraf, dokter bedah plastik, bahkan dokter otak, operasi untuk mengembalikan posisi mata pada tempatnya memang memungkinkan, tetapi resiko yang akan terjadi terlalu besar. Resiko terburuknya aku akan mengalami koma selama beberapa minggu karena mereka harus memotong beberapa syaraf otak yang sudah menempel pada mata dan menyangga otak tersebut, dan resiko teringannya yaitu mata sebelah kiriku akan melihat dobel (melihat 2 bayangan suatu benda). Karena hal inilah, orang tuaku mengurungkan niat mereka dan ini yang membuatku "berbeda" dari yang lain.

Kembali ke Yohanes 9, lalu Yesus menjawab, "Bukan dia dan bujan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia." Lalu Yesus menyembuhkan orang itu dan orang itupun bersaksi bagi Dia.

Aku mau disembuhkan juga? mau. Aku berharap Tuhan memberikan mujizatNya? tidak terlalu, aku hanya berharap mata ini tidak memburuk saja.

Mungkin orang tuaku masih berharap mataku disembuhkan, tetapi aku tidak terlalu mengharapkannya. Aku tau Dia sanggup, pasti. Tetapi itu bukan hal yang terutama yang aku harapkan. Walau ada saatnya aku ga suka, sedih dan hati ini perih ketika orang2 melihatku dengan padangan merendahkan ato mengkasihani, tapi aku ingin karakter, sifat, dan sikapku lebih "cantik" dari perempuan lain. Aku berharap hidupku lebih baik dari mereka yang mungkin sempurna secara fisik. Aku berharap hidupku lebih berguna dan bisa jadi berkat untuk orang2 disekitarku.  Ada saatnya aku down. Ada saatnya aku bersikap buruk. Ada saatnya aku seenaknya saja. Akupun masih belajar untuk menjadi orang yang lebih baik. Dan aku berharap, sama seperti orang buta tersebut, aku ingin hidup menjadi saksi bagi Dia.

Aku bersyukur atas karyaNya selama ini. Anugrah keselamatan yang sudah diberikan, itu yang terutama. Keluarga yang selalu mendukung dan orang2 disekitarku juga sangat aku syukuri. Kecukupan ekonomi yang boleh kunikmati selama ini, dan kesempatan bersekolah di luarnegeri juga sudah lebih dari cukup. Sekali lagi, nyata kasihNya di dalam hidupku.

Kawan, apa kalian juga "berbeda"? Aku tau persaan mereka yang "berbeda" ketika orang berkata "yah.. tiap orang ada kekurangan dan kelebihan masing2..", tapi jangan pernah persalahkan Dia atas kekurangan itu. Keadilan Tuhan tidak di timbang dari seberapa banyak yang Dia beri kepada kita. Lihat kembali hidupmu, dan liatlah karya Tuhan selama ini. Tersenyum, dan bulatkan tekatmu untuk menjadi seseorang yang lebih baik dari mereka yang mungkin sempurna secara fisik.

Bagi yang mungkin tidak "berbeda", bersyukurlah atas kesempurnaan fisik yang Dia berikan. Gendut? Kurang cakep? Pendek? Kulit hitam? Hey, jangan pernah minder karena itu, paling tidak tubuh jasmanimu masih komplit dan bekerja dengan baik. (dan mungkin sedikit tips, jangan memandangi orang dengan tatapan kasihan ya. Cukuplah tersenyum atau menyapa, kami hanya ingin dihargai saja.)

Mari kita belajar bersyukur untuk segala sesuatu yang sudah Dia ijinkan terjadi.
Sudahkah? God bless! =D

No comments:

Post a Comment

Hi,please drop your comments. Feel free to give comments, critiques, or give some advice. Cheers!