Fakta soal lidah, another reminder. God bless! :D
Bacaan : Yakobus 3:1-12
Nats: Dengan lidah kita memuji Tuhan dan Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia ... dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. (Yakobus 3:9-10)
Judul: BIJAK BERKATA-KATA
Sariawan. Anda pernah mengalaminya? Luka di rongga mulut ini memang sangat mengganggu. Selain menimbulkan rasa sakit saat minum dan mengunyah makanan, ternyata sariawan juga bisa membuat Anda kesakitan saat berbicara. Apalagi jika letaknya di lidah. Ketika menulis renungan ini, ada dua buah sariawan di lidah saya. Akibatnya, saya sangat berhati-hati ketika berbicara, minum, dan makan. Kalau tidak benar-benar penting, saya memilih untuk diam. Walaupun tak mudah, itu lebih baik, daripada sakit.
Bersikap hati-hati dalam berbicara, bukanlah hal yang mudah. Apalagi dalam keadaan kesal atau marah. Kebanyakan orang lebih suka mengungkapkan kekesalan atau amarahnya lewat kata-kata. Hal seperti itu sebenarnya wajar saja. Namun sayang, keadaan emosional mudah membuat seseorang kehilangan kendali. Akhirnya, kata-kata yang keluar adalah kata-kata kasar. Caci maki. Bahkan kutukan. Yakobus menegaskan fakta bahwa tidak ada orang yang sempurna dalam perkataannya (ayat 2); tidak seorang pun yang dapat menjinakkan lidah (ayat 8); lidah yang sama juga memuji Allah sekaligus mengutuki manusia (ayat 9-12). Mengerikan, bukan? Itulah sebabnya ia mengajar kita untuk mampu menguasai lidah dengan cara lambat berkata-kata dan juga lambat marah (Yakobus 1:9).
Pepatah berkata: "Lidah tak bertulang". Kita harus belajar berhati-hati dan tidak tergesa-gesa mengucapkan sesuatu. Biarlah lidah kita dipimpin Tuhan untuk memuliakan nama-Nya dan memberkati orang-orang di sekitar kita. Bersikaplah bijak dalam berkata-kata. Setiap saat. Bukan ketika sedang sakit sariawan saja. --OKS
ORANG YANG BERPENGETAHUAN MENAHAN PERKATAANNYA, ORANG YANG BERPENGERTIAN BERKEPALA DINGIN. -AMSAL 17:27
Monday, July 16, 2012
Wednesday, July 4, 2012
*jleb
*jleb*
Itu yang kerasa waktu baca. But still, thank You, God. Love you. ♥
Bacaan : Markus 1:35-39
Nats: Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang terpencil dan berdoa di sana. (Markus 1:35)
Judul: TERLALU SIBUK? BERDOALAH!
Saat libur sekolah tiba, kakak saya memberi tugas kepada anaknya yang masih kelas 2 SD untuk membantunya menerima telepon. Saat telepon berdering dan kakak sibuk menjawab telepon lain, keponakan saya mengangkatnya dan berkata: "te to te tooott ... telepon yang Anda tuju sedang sibuk, silakan coba beberapa saat lagi."
Meski geli, tingkahnya membuat saya jadi merenungkan dan mensyukuri, Tuhan yang kita sembah bukanlah Tuhan yang terlalu sibuk mendengar doa. Justru padatnya jadwal sering membuat kita merasa tak ada waktu sekadar berkomunikasi dengan-Nya. Ayat pilihan hari ini mengingatkan kita, bahwa di tengah pelayanan yang padat (Markus 1:1-34), Yesus menggunakan kesempatan untuk berdoa sebelum memulai pekerjaaan-Nya (ayat 35). Mengapa Yesus harus berdoa? Melalui doa, Yesus menyatakan dua hal. Pertama, relasi-Nya dengan Allah sangat intim. Sepenat apa pun, kebersamaan dengan sang Bapa tidak hendak Dia lewatkan. Kedua, Yesus menyatakan relasi-Nya dengan Bapa adalah hal yang mendasari semua pelayanan-Nya di bumi. Sebagai manusia, Dia bergantung penuh pada Allah. Kehadiran dan kuasa Allah itulah yang Dia nyatakan ketika menyelesaikan berbagai masalah, memenuhi kebutuhan pelayanan, dan mengubah keadaan sekitar.
Bagaimana kehidupan doa kita? Apakah kesibukan dan padatnya jadwal kegiatan kerap menjadi alasan untuk tak berdoa sungguh-sungguh? Sebagaimana lampu memerlukan kabel sebagai sarana penghubung dengan sumber listrik agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya, demikian pula manusia memerlukan doa sebagai sarana penghubung dengan Sang Sumber hidup, sehingga kita bisa hidup selaras dengan kehendak-Nya.
--DEW
KALAU KITA BEKERJA, KITA YANG BEKERJA; TETAPI KALAU KITA BERDOA, TUHANLAH YANG BEKERJA. -HUDSON TAYLOR
Itu yang kerasa waktu baca. But still, thank You, God. Love you. ♥
Bacaan : Markus 1:35-39
Nats: Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang terpencil dan berdoa di sana. (Markus 1:35)
Judul: TERLALU SIBUK? BERDOALAH!
Saat libur sekolah tiba, kakak saya memberi tugas kepada anaknya yang masih kelas 2 SD untuk membantunya menerima telepon. Saat telepon berdering dan kakak sibuk menjawab telepon lain, keponakan saya mengangkatnya dan berkata: "te to te tooott ... telepon yang Anda tuju sedang sibuk, silakan coba beberapa saat lagi."
Meski geli, tingkahnya membuat saya jadi merenungkan dan mensyukuri, Tuhan yang kita sembah bukanlah Tuhan yang terlalu sibuk mendengar doa. Justru padatnya jadwal sering membuat kita merasa tak ada waktu sekadar berkomunikasi dengan-Nya. Ayat pilihan hari ini mengingatkan kita, bahwa di tengah pelayanan yang padat (Markus 1:1-34), Yesus menggunakan kesempatan untuk berdoa sebelum memulai pekerjaaan-Nya (ayat 35). Mengapa Yesus harus berdoa? Melalui doa, Yesus menyatakan dua hal. Pertama, relasi-Nya dengan Allah sangat intim. Sepenat apa pun, kebersamaan dengan sang Bapa tidak hendak Dia lewatkan. Kedua, Yesus menyatakan relasi-Nya dengan Bapa adalah hal yang mendasari semua pelayanan-Nya di bumi. Sebagai manusia, Dia bergantung penuh pada Allah. Kehadiran dan kuasa Allah itulah yang Dia nyatakan ketika menyelesaikan berbagai masalah, memenuhi kebutuhan pelayanan, dan mengubah keadaan sekitar.
Bagaimana kehidupan doa kita? Apakah kesibukan dan padatnya jadwal kegiatan kerap menjadi alasan untuk tak berdoa sungguh-sungguh? Sebagaimana lampu memerlukan kabel sebagai sarana penghubung dengan sumber listrik agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya, demikian pula manusia memerlukan doa sebagai sarana penghubung dengan Sang Sumber hidup, sehingga kita bisa hidup selaras dengan kehendak-Nya.
--DEW
KALAU KITA BEKERJA, KITA YANG BEKERJA; TETAPI KALAU KITA BERDOA, TUHANLAH YANG BEKERJA. -HUDSON TAYLOR
Subscribe to:
Posts (Atom)