*cek kalender, liat hari dan tanggal*
*berdoa*
*menghela nafas dengan berat*
*tiduran lagi*
(Bunyi alarm lagi)
*duduk sambil cek kalender lagi*
*jalan ke kamar mandi*
Itu tadi pagi. Huah, tambah lagi usia saya. Artinya tambah lagi kewajiban saya. Lalu artinya tambah lagi tuntutan yang harus saya lakukan. Hello, 21. Hello, young adult.
Tapi bersyukur untuk hari ini. Tepat jam 12 malem, kami (saya dan kembaran saya) melakukan ritual tahunan. Kali ini kita telponan aja. Sudah sekitar 6 tahun kami jadi sahabat karib, tapi masih tetap heran kok bisa ya Tuhan kirimkan sahabat dengan ulang tahun yang sama? Well, saya cuman senang, bangga, dan bersyukuuuuuuuur sekali buat kehadiran si dudud selama ini. Happy birthday, sister!! :D
Lalu juga bersyukur buat bbrp hari kedepan, dimana saya sama si dudud akan berkunjung ke tempat kaka di negri sebelah buat ikut colour conference. Yey! Kuliner dan jalan2 tentunyaaa. Dan, emmm, mungkin little celebration, right ka? Hahaha. I'm really really excited, hihihiy :D
Salah satu yang amat disayangkaaan, saya kangen sama si nduk di Sg. Kalo saya di sana, pasti filsafat "makan dan jalan kaki" di praktekkan. Taun lalu kami jalan dari cityhall ke clarkequay waktu saya ultah, mungkin kami kali akan ini jalan dari cityhall sampe ke marina bay sands. Well, nduk, someday ya! :D
Buat lainnya yang sudah mengingat dan nyelametin saya hari ini, saya bersyukur dan berterima kasiiiih banyaaaak buat perhatian anda anda semua. Beneran, saya senang. :D
Daaaan seperti taun lalu, saya merasa terberkati buat renungan hari ini. Sebuah "proyek" buat saya untuk taat dalam 1 taun kedepan, dan semoga jadi berkat jg. Renungannya seperti ini:
SEBULAT-BULAT HATI
Tanggal: Senin, 5 Maret 2012
Bacaan : Ulangan 6:1-15
Setahun: Bilangan 26-27
Nats: Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan
segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu (Ulangan 6:5)
Tanggal: Senin, 5 Maret 2012
Bacaan : Ulangan 6:1-15
Nats: (Ulangan 6:5)
Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu
Seperti gereja saat ini yang memiliki Pengakuan Iman, orang Yahudi pun demikian. Pengakuan iman mereka singkat, padat, bernas: "Dengarlah Israel, Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu esa". Dalam istilah Ibrani ini disebut: Shema Yisrael (Dengarlah hai Israel). Melaluinya, umat senantiasa diingatkan untuk tidak menduakan Tuhan, hanya Dia satu-satunya yang mutlak disembah.
Bagaimana penerapannya? Kesederhanaan jawaban Alkitab mungkin agak mengejutkan: "Kasihilah Tuhan...." (ayat 4). Ya! kasihilah Tuhan, itu buktinya. Namun tentunya tidak dengan sembarangan, melainkan dengan segenap hati, jiwa, dan kekuatan. Kata orang Jawa, kanthi gumolonging manah: dengan sebulat-bulat hati! Ketika Firman ini disampaikan, Israel tidak sedang dalam penindasan sehingga perlu diingatkan untuk tidak meninggalkan Tuhan. Mereka sedang bersiap memasuki negeri perjanjian yang subur dan makmur. Namun justru tepat di saat itu Tuhan berseru: Hati-hati! Di tempat yang berlimpah berkat jasmani, manusia cenderung melupakan Tuhan (ayat 10-15).
Ya, mengutamakan Tuhan bisa jadi lebih sulit ketika hidup lancar dan berkat melimpah. Mengasihi Dia dengan segenap hati bisa jadi lebih sukar ketika banyak hal begitu menyenangkan dan menguasai wilayah hati kita. Dalam konteks inilah syahadat Israel tadi kembali menjadi penting: Tuhan itu Allah kita. Tuhan itu esa! Harta dan kenikmatan bukan Allah kita! Pasangan atau anak bukan Allah kita! Hobi dan pekerjaan bukan Allah kita! Anda bisa meneruskan daftarnya. Kasihilah Tuhan dengan sebulat-bulat hati, bukan sebagian saja.
--DKL
TUHAN TIDAK MINTA KITA MENGASIHINYA DENGAN SEBAGIAN BESAR HATI, TUHAN MINTA KITA MENGASIHI DIA DENGAN SEGENAP HATI.
♥
wooohooo :D
ReplyDelete