Tuesday, March 5, 2013
Double 2
Yay!!
Thank You, thank You, thank You, Jesus! Ga seperti biasanya, saya menyambut hari ini dengan hati gembira tanpa countdown dan perasaan ga rela. Sampe hari ini jam 2 siang tadi udah 22 taun saya hidup di dunia. Bukan hal yang cepat sih, proses2 yang terjadi sudah banyak sekali. Yang menyenangkan, yang menyedihkan, yang memalukan, yang menyebalkan ato yang membekas di diri saya. Tapi kalo diliat selama ini, intinya Tuhan itu sangat baik. :D
Lewat postingan ini saya mau berterima kasih buat segala sesuatu yang Tuhan berikan lewat orangtua, cece, koko, kembaranku, my sisters and brothers preuB, nenek2ku yang jauh disana, teman2 GSPII dan GKT. Terima kasih untuk waktu kalian, tenaga, telinga, canda tawa, curcolan, bahkan teguran-teguran buat saya. I'm thankful beyond words for you guys. :D
Seperti taun-taun sebelumnya, saya liat setaun kemarin untuk refleksi. Well, setaun kemarin saya sepertinya lumayan produktif untuk meraih goal jangka pendek yang saya punya. Cukup puas dengan perubahan yang ada selama setaun ini, tapi itu juga berkat dari Tuhan kok. Masih ada 3 taun lagi untuk mencapai goal besar sementara. Soooo, as i did last year and last two years back, hari inipun saya berdoa untuk renungan hari ini yang akan saya pegang untuk setaun kedepan.
2011: jangan jalan di jalan orang fasik
2012: dalam keberhasilan/kesibukan harus ingat Tuhan
2013:
Bacaan : Amsal 13:1-6
Nats: Hati si pemalas penuh keinginan, tetapi sia-sia, sedangkan hati orang rajin diberi kelimpahan. (Amsal 13:4)
Judul: MALAS MENCOBA
Ketika berlibur ke Singapura, saya berencana melakukan beberapa hal yang belum saya selesaikan, antara lain menulis renungan harian. Ternyata, begitu sampai di Singapura, berbagai aktivitas lain segera menyita waktu saya, mulai dari bermain dengan cucu, membersihkan rumah, memasak, sampai berbelanja. Rencana menulis renungan tinggal rencana—dan dengan alasan klise: tidak punya waktu. Akhirnya saya tertegur ketika membaca nas hari ini.
Salomo mencela si pemalas. Pemalas adalah orang yang menginginkan sesuatu, namun tidak mau berlelah-lelah untuk memperolehnya. Ia memiliki impian yang indah-indah, namun enggan berjerih payah mewujudkannya. Tak heran, ia mesti gigit jari: tidak memetik hasil apa-apa. Sebaliknya, Tuhan menjanjikan kelimpahan bagi orang yang mau berusaha dengan rajin. Untuk mewujudkan suatu impian, kita bertanggung jawab untuk bekerja dengan rajin dan percaya bahwa Tuhan akan memberkati upaya kita dengan kelimpahan.
Saya tersadar. Saya ingin mengembangkan kecakapan menulis, namun saya tidak juga meluangkan waktu untuk mencoba dan berlatih. Bagaimana saya akan memetik hasilnya? Namun, ketika saya belajar menaati firman itu dengan mulai mencoba menulis, Tuhan memampukan saya. Ternyata saya berhasil menyelesaikan dua renungan, termasuk tulisan ini.
Anda mungkin juga sudah berencana mencoba suatu kecakapan yang baru, namun terus menundanya. Cobalah luangkan waktu untuk berlatih mengerjakan. Kiranya Anda bersukacita melihat hasil karya Anda! --SJ
KEMALASAN MENDATANGKAN KESIA-SIAAN, KERAJINAN MENDATANGKAN KELIMPAHAN
//
Amsal 13:1-6
1 Anak yang bijak mendengarkan didikan ayahnya, tetapi seorang pencemooh tidak mendengarkan hardikan.
2 Dari buah mulutnya seseorang akan makan yang baik, tetapi nafsu seorang pengkhianat ialah melakukan kelaliman.
3 Siapa menjaga mulutnya, memelihara nyawanya, siapa yang lebar bibir, akan ditimpa kebinasaan.
4 Hati si pemalas penuh keinginan, tetapi sia-sia, sedangkan hati orang rajin diberi kelimpahan.
5 Orang benar benci kepada dusta, tetapi orang fasik memalukan dan memburukkan diri.
6 Kebenaran menjaga orang yang saleh jalannya, tetapi kefasikan mencelakakan orang berdosa.
//
Bottom line: I'm excited to face my future. Yes, it won't be easy but i know who holds my hands. :D
Tuhan Yesus memberkati! :D
Con.
Kembar tapi lain orang tua
Kembaranku, Angelia Kristanti Permana a.k.a. dudud, HAPPY 22nd BIRTHDAY yahhh..!!
You are old now!! (and so do I.. huhuhu)
Well, dudieeee, mungkin emang ga kebetulan tanggal, bulan, tahun ultah kita sama ya. Saya cuman bisa bersyukuuuuuur buat dirimu sampe sekarang. Heran juga liat jalan Tuhan yang ga terduga, kok bisa juga kenal orang kayak kamu. First thing, you are kucluk (translate: konyol in a good way, hahaha). Dari cara bicara yang mbanyol, khas "lualiiiii aku.." buat hal-hal penting, kebiasaan bales chattingan sambil tidur, sampe tanda dirimu dah kenyang abis makan yaitu batuk-batuk. Second thing, you are ngentutan. Penting dibuka untuk umum, ini fakta sodara-sodara (huahahahahahahaha). Third, super talented. Talenta memimpin, bermain musik, beradaptasi dengan lingkungan baru, sampe menarik perhatian anak kecil. Very adorable! Fourth, panjang sabar (apa lagi betah menghadapi saya yang galak gini). Fifth, smart. Ga usah di jabarkan lah ya, prestasi-prestasimu sudah cukup jadi bukti. Sixth, bisa dipercaya. Well, it's between us. Seventh, very pretty. Eighth, caring pol. Ninth, very very good listener and good adviser. Tenth, is now growing in Christ. Daaan masih ada banyak lagi soal kamu. Intinyaaaa, selama kurang lebih 9 taun ini you are such a blessing for me, I'm thankful beyond words. Thanks for being you. Thanks for accepting me as your best friend just the way I am. Thanks for your family too. Thank you so much!
Di hari ultah gini, ayo recall foto-foto kita sejak dulu. Tebak dimana foto-foto ini diambil. (dilarang liat jawabannya, tebak dulu)
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
7 |
8 |
Masi inget ga? Yang pasti kita masih sangat muda. Dirimu nek dah lupa brarti penuaan dini! Huahahahahahahahaahaha.. *kabur
Wednesday, February 27, 2013
I'm done with you
Sounds lebay? But it's true.
Blackberry (bb) saya udah bisa dibilang nempel banget. Kami berpisah cuman kalo saya mandi, kerja di dapur, dan olahraga aja. Sisanya selalu ada bersama saya. Hebat, bahkan orang pacaran aja ga bisa sedeket itu yah.
Nah kemarin itu hari terakhir saya pake bb. Setelah bb off, entah dapet angin dari mana ya rasanya sediiiih. Inget2 jasa bb saya selama ini. Bb saya selalu saya pake untuk audio record waktu konsultasi tugas akhir. Dia juga nemani saya twitteran waktu nunggu di bus/mrt jaman kuliah dulu. Dia juga yang menyimpan message2 berharga dari doi. Dia juga yang selalu ada disana kalo ada hal2 penting harus dicatat segera. Wuah, agak ga rela gitu mau pisah. Entahlah, jelek2 dan lemotnya bb ini seakan akan sirna. Mungkin ini yah namanya cinta karena terbiasa. Ga pernah terpikirkan sebelumnya kalo akan terasa sampe begini.
Miris banget. Pisah sama gadget yang tiap hari dah deket rasanya sediiih, tapi ga sedih kalo lupa bersyukur buat segala sesuatunya yang udah Tuhan kasih. Padahal Dia lebih setia, lebih mengasihi kita, mengatur segala sesuatunya dan yang terpenting itu adalah Dia hidup. Ga kayak gadget kita, yang bekerja nurut perintah kita doang dan bahkan sering kali ngadat. *ngaca* huhuhu, maap ya Tuhan.
Well, it's been almost 3 years, my dear blackberry. Thanks for everything. :*
Thursday, February 14, 2013
Love day.
Kemarin pak Prima ternyata meninggalkan jejak di lemari saya. Awalnya saya ga sadar, tapi waktu mau ambil baju ada sesuatu di atas tumpukan baju. Tapi diatasnya ada pesan dari kartu handmade bunyinya kurang lebih: Happy Valentine's day! Keep calm and wait 'till 14th Feb. ;)
Hari ini saatnya buka bingkisan kemarin. Waktu dibuka baunya harum dan khas, wadahnya bagus dan unik.
Cuman sekotak coklat dengan isian. Apa artinya?
Bukan coklatnya, tapi kerelaannya. Pak Prima suka sekali liqueur filled chocolate seperti ini. Tapi justru dia beli untuk kado saya hari ini. Saya jadi diingatkan lagi bahwa to love is to sacrifice. Thanks yaaa pak Prima. ❤
And yes, Happy Valentine's day, everyone! You are loved! :D
Wednesday, February 6, 2013
In a week #4
Senin. Masih opname.
Pagi2 seperti biasa, rutinitas suster-suster terus berlanjut. Tapi hari ini saya dag dig dug duerrr. Kenapa? Kadar trombosit dari cek darah hari ini menentukan kapan bisa keluar rs. Dan benar aja, hari ini trombositnya masih 59ribu. As I said di postingan sebelumnya, memang obat-obat yang bikin trombosit naik bukan dari badan yang berasa udah baikan. Tapi God is still good. Tuhan tau banget sifat saya. Justru trombosit yang tak kunjung naik dengan signifikan ini bikin saya makin rajin makan, rajin minum, mengurangi gerak-gerak (turun ranjang dll), dan rajin check infus kalo-kalo infusnya melambat netes. Tapi malam itu terjadi hal yang lebih menakutkan daripada ketemu "teman" yang ngajak kenalan waktu itu. Apa? Ganti posisi infus! Astagaaaa, mau dicoblos mana lagi nih, huhu. Tangan kiri emang udah bengkak banget, mungkin karena dah 4 hari ya cairan infus masuk disitu. Tapi dipaksa pindah infus. Ya udah, ditemani papa, saya rela-relain lah tangan kanan mau dipasang infus. *nyiiit* sakit infusnya dimasukkan dibawah kulit. Lalu *nyiiit nyiiit*, kok kayaknya ditusuk-tusukin terus? Kok waktu kemarin pasang di tangan kiri ga sakit? Ternyata sodara-sodara, susternya yang masang kurang pinter alias gagal. Alhasil ga jadi pindah infus dan langsung biru deh tangan kanannya. Grrr. Oke, untuk pelajaran ke depan, kalo mau pasang infus orangnya kudu pinter. Aih, tapi amit-amit deh diinfus, kalo bisa jangaaan. Anyway, malamnya semangat untuk sembuh masih ada. Dengan tekat bulat saya tidur nyenyak sampai pagi.
Jam 5 paginya (hari selasa nih), saya sudah bangun untuk makan lagi, berharap jam 6 waktu cek darah trombosit bisa melesat naik. Singkat cerita, praise God deh hari itu trombosit saya pas 100ribu, ga kurang ga lebih. Hebaaat. Waktu dokter dateng, saya tagih janjinya untuk memperbolehkan saya pulang esok hari. Oke, so malam itu infus dah dilepas (liat foto). Tapi badan masih lemas, dan entah kenapa berasa ngantuk terus. Ah well, malam itu saya rasa-rasain tidurnya sambil mikir "ini malam terakhir! Besok udah di kamar sendiri.." :D
Rabu pagi, hari kemerdekaan. Masih terus cek darah, badan lemas, ngantuk terus, tapi senang hari ini bisa pulang. Hasil cek darah? 120ribu sodara-sodara. Badan saya rupanya lama juga ya untuk pemulihan, apalagi udah lepas infus. Tapi seperti janjinya, dokter menyatakan saya bebas bersyarat (kayak tahanan aja). Maksudnya boleh pulang, tapi masih harus minum vitamin liver, obat maag, dan obat mampet untuk diare yang belom sembuh. Lemas tapi happy dan bersyukur, saya pulaaaaaaang! :D
Hari ini, tepat udah 2 minggu keluar dari RS. Walau sudah jauh lebih sehat, saya masih harus istirahat dan ga boleh kecapekan karena ternyata liver saya belom normal, hampiiiir. But still, I'm thankful beyond words.
Lewat postingan ini saya mau berterima kasih karena Tuhan dah sertai dan lindungi saya. Lalu terima kasih juga untuk papa mama cece koko yang nemenin selalu waktu di RS. Terima kasih untuk doa-doa yang sudah dipanjatkan temen-temen preuB, nenek tua dan nenek muda, dudud dan keluarganya, keluarga besar GSPII Pamekasan, sodara-sodara dari papa dan mama dan teman-teman lain yang ga tersebutkan. Terima kasih untuk yang sudah menyempatkan dateng ke RS, bahkan ada yang berkali-kali. Terima kasih banyak. :D
Again, I'm thankful beyond words. Thank You, Jesus!!
*end, ciao!
Tuesday, January 29, 2013
#penting #notetomyself
Setuju?? Naaaah, yang jadi masalah adalah mana yang benar mana yang salah. Mana yang baik, mana yang tidak baik. Mana yang benar, mana yang terlihat benar tapi tidak terlalu baik. Mana yang lebih menguntungkan, mana yang tidak efektif. Mana yang ujungnya bukit keberhasilan, mana yang ujungnya jurang kegagalan.
Papa (dan memang sangat terlihat dalam kehidupannya) selalu bilang "Kamu harus cari hikmat Tuhan buat ambil keputusan, meskipun itu hal sepele.." Dan hari ini renungan tentang hikmat itu sendiri. Sooo, saya diingatkan sekali lagi untuk selalu mencari hikmat Tuhan dengan sikap hati yang benar. :D
God bless!! ;)
//
Bacaan : Yakobus 1:1-8
Nats: Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintanya kepada Allah. (Yakobus 1:5)
Judul: MEMINTA HIKMAT
Seorang pemain golf profesional baru saja membuat pukulan bagus. Sayang, bolanya masuk ke sebuah kantong kertas pembungkus makanan yang dibuang sembarangan. Menurut peraturan, jika ia sengaja mengeluarkan bola itu, maka ia mendapat hukuman. Namun kalau ia memukul bola bersama kantong kertas itu, ia tidak mungkin bisa memukul dengan baik. Si pemain pun berpikir sejenak untuk mencari hikmat. Tak lama kemudian, ia mengambil korek dari sakunya dan membakar kantong kertas tadi. Sesudah itu, ia dapat memukul bola golf itu lagi dengan pukulan terbaiknya.
Di perjalanan hidup ini, kerap kita menjumpai peristiwa yang tak terduga dan belum pernah kita alami. Sebagian di antaranya bisa jadi berupa ujian yang berat (ayat 1-3)--baik dalam berkeluarga, dalam membesarkan anak, dalam bekerja, dalam bergaul, dalam melayani Tuhan, dan dalam banyak aspek lain lagi. Kita membutuhkan hikmat untuk menghadapinya. Namun, dalam kondisi sulit, wawasan dan pengalaman kita bisa terasa tak cukup. Sebagai anak Tuhan, di mana kita dapat memperoleh hikmat untuk dapat memilih sikap dan tindakan yang tepat?
Yakobus memberi kita kelegaan bahwa bila kita merasa kekurangan hikmat, kita boleh memintanya kepada Allah (ay. 5). Asal kita meminta dengan iman, Dia akan memberikan hikmat itu tanpa syarat. Dia akan memberi kita hikmat praktis untuk mengatasi kesulitan kita. Dia akan memberi kita hikmat untuk dapat melihat sebuah keadaan sebagaimana Allah melihat sehingga kita tahu bagaimana bersikap secara tepat bagi setiap pribadi dan dalam setiap situasi. --AW
LIHATLAH MASALAH DARI CARA ALLAH MELIHAT MAKA IA TAKKAN TAMPAK SESULIT KETIKA IA PERTAMA TERLIHAT
*Yakobus 1:1-8:
1 Salam dari Yakobus, hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus, kepada kedua belas suku di perantauan.
2 Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan,
3 sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.
4 Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.
5 Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, --yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit--,maka hal itu akan diberikan kepadanya.
6 Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin.
7 Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan.
8 Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya.
Monday, January 28, 2013
In a week #3
Seperti biasa, pagi-pagi suster udah hiruk pikuk dengan kesibukan masing-masing. Saya udah mulai biasa dengan rutinitas tiap paginya. Hari minggu sudah diduga akan banyak tamu, dan bener aja, saudara dan teman-teman datang berkunjung dari pagi sampai malam. Senangnyaaa. Terima kasih buat saudara dan teman-teman yang udah nyempatin mampir ke RS, really appreciate it.
Keadaan saya hari Minggu? Sebenarnya makin hari makin turun (emang DBD begitu sih katanya). Jumat check darah, trombositnya masih 112ribu. Sabtu check darah, trombositnya turun jadi 58ribu. Minggu yang udah ga demam check darah, trombositnya drop lagi jadi 21ribu. Lantas suster-suster makin heboh aja. Nambain infus 1 lagi dan saya harus minum obat "sip" (kata susternya) buat naikin trombosit. Lalu saya ga boleh korek-korek upil maupun bersin, dan harus waspada kalau ada pendarahan (misalnya keluar darah dari kemaluan, atau gusi berdarah waktu gosok gigi). Wah, jadi super hati-hati. Sorenya, ambil darah lagi. Dan thank God trombositnya naik jadi 38ribu. Ternyata, paginya saya nyaris masuk ICU. Jadi kalo trombosit udah dibawah 20ribu, ada resiko pendarahan mendadak dan prosedur di RS itu harus di kontrol di ICU. Wow, God is superrrrr good.
Malem itu, "teman" yang ngajak saya waktu itu datang lagi. Tapi kali ini dia sendirian dan cuman ngeliat saya aja sambil senyum-senyum, senaaaang gitu tampangnya. Dalam hati cuman bergumam "yeh.. Dateng lagi.." Tapi belom apa2 udah ilang sendiri. Ah well, ya udah saya biarin aja. Tapi mungkin efek dari hati yang terlalu bersuka cita siang harinya, saya entah kenapa berasa sangat down. Galau mungkin sebutan kerennya. Rasanya cemas sekali. Saya tau, badan saya belom membaik. Memang trombosit udah naik, tapi itu pasti karena didongkrak sama infus dan obat tambahan, bukan dari antibodi saya sendiri. Yah, di RS ga ada orang, ga bisa tidur. Malam itu galau bener dah sampe nangis sendiri di kamar. Saya cuman bisa berdoa aja. Tapi bersyukur, setelah capek nangis dan bergalau ria, akhirnya bisa tidur sebentar.
Well, God is super super good. :D
*ciao!